Senin, 21 Juli 2008

Perjalanan sindoro sumbing 1

Perjalanan liburan kali ini cukup ramai bagiku, bayangkan mendaki gunung 8 orang, seru bukan.

25 Juni 2008
Orang orang di sekretariat sibuk dengan acara Penerimaan Mahasiswa Baru di kampus. Disela sela kesibukan salah satu orang (isack a.k.a petong) sibuk juga mempersiapkan acara liburan kali ini akan kemana. Setelah melalui studi yang cukup akhirnya diputuskanlah ke gunung, yaitu sindoro sumbing satu paket gunung kembar kata orang sekitar.

27 Juni 2008

17.30 wib
8 orang sudah siap berangkat, semua berkumpul di sekre dengan sibuk melakukan cek pada masing masing barang bawaan, karena 2 gunung sekaligus maka cukup banyak bahan logistic yang kami bawa, apalagi ditambah acara jalan jalan di semarang setelah selesai pendakian. Pendakian ini diikuti 10 orang, 8 orang berangkat dari Sekretariat ASTACALA dan 2 orang lagi bertemu di basecamp pendakian sindoro.

18.30 wib
Kami berangkat menuju stasiun kiara condong. Dalam perjalan menuju basecamp sindoro (kami naik gunung sindoro lebih dahulu) kami naik kereta ekonomi dari bandung ke jogjakarta kemudian dari stasiun lempuyangan (jogjakarta) kemudian dari jogja menuju wonosobo melalui magelang. Kereta saat itu berangkat pukul 20.30wib, dalam kereta kami bertemu orang tak tahu malu dan keras kepala. Saat itu kami dapat tempat duduk karena sudah beli tiket dari siang hari, namun saat dalam kereta ada satu cewek dengan logat sumatera tetap kukuh duduk ditempat kami dengan alas an sendirian, alhasil tempat duduk yang harusnya bertiga jadi berempat deh..

28 Juni 2008
05.50 wib
Pagi dengan suasana keramaian stasiun dengan hembusan udara sejuk kota jogjakarta menyambut kedatangan kami. Cukup bahagia bile mengingat bagaimanan kami harus berdesak desakan dalam kereta ekonomi yang sesak dari semalam tadi. Sejenak beristirahat sambil beberapa orang antri untuk buang air kecil sebelum berangkat ke jombor untuk mencari bus jurusan Magelang.
06.15 wib
Kami mulai bergerak keluar terminal, menuju kantor telkom untuk naik bus arah ke jombor dengan jalan kaki. Untuk sampai Jombor kami harus naik 2 kali bus, dengan ongkos bus pertama 2000 kemudian 2500 yang kedua. Setelah sesaat sampai di daerah terminal jombor, kami berdelapan memutuskan untuk sarapan dengan nasi gudeg di pinggir jalan, rasanya enak sekali berhubung memang sangat lapar kami semua karena tak sempat makan semalam tadi. Dan yang lebih mengejutkan kami makan berdelapan dengan seseorang nambah dan lauk yang macam macam hanya memakan biaya 42 ribu, bayangkan cukup murah bukan kenyang dan nikmat, kalo ke jogja sempatkanlah kesana, warung makannya depan pintu keluar terminal jombor, persis dipinggir jalan dengan embel embel nasi gudeg.


07.40 wib
Perjalanan menuju terminal magelang dimulai, hanya beberapa saat kami menunggu bus berangkat dari terminal. Dari terminal jombor sampai terminal magelang memerlukan ongkos 8000 per orang dengan fasilitas ekonomi. Pukul 08.35 wib kami sampai di terminal kota magelang.

08.35 wib
Dengan sigap berdelapan turun dari bus dan segera menepi pada sisi terminal. Beberapa orang dari kami sibuk mencari bus tujuan Wonosobo beserta ongkosnya, sebagian lagi langsung pergi ke toilet, sisanya menjaga barang bawaan kami. Disini munculah manfaat bias berbahasa jawa, saat itu petong selaku coordinator perjalanan bertanya pada kondektur bus jurusan Wonosobo tentang biaya perjalanan hingga desa kledung. Petong Tanya dengan bahasa Indonesia dengan logat bukan orang jawa (petong orang aceh) dijawablah ongkosnya 15ribu. Karena melebihi perkiraan biaya yang dibuat, diskulah mereka di sisi terminal, saat itu saya sedang ke toilet kemudian saya datang dan widi yang notabene orang jawa langsung Tanya kepada kondektur yang sama dengan bahasa jawa, di jawablah 10ribu, ternyata bahasa memang membuat sebagian orang perpecahan dan membeda bedakan.08.55 wib mulai meninggalkan kota magelang dan menuju kota Wonosobo.

10.20 wib
Desa Kledung sudanh didepan mata, terletak diantara sebelah selatan gunung Sindoro dan utara gunung Sumbing, dan kami berhenti di depan gapura desa kledung, lagi lagi kami harus dengan segera menurunkan barang barang bawaan sebanyak 8 buah carrier dan 2 buah daypack karena bus akan segera berangkat lagi. Sesaat setelah yakin tak ada yang tertinggal, kami dipimpin oleh bolenk langsung menuju basecamp pendakian untuk melakukan pendataan.
Gunung Sindoro merupakan gunung tropis dengan vegetasi ladang,, hutan lamtoro, eidelwise dan tumbuhan puncak lainnya. Hutan di gunung sindoro tidak seperti hutan tropis pada umumnya, disini cenderung terbuka karena penebangan liar dan kebakaran hutan. Lepas dari pos 3 pendakian semua terlihat jelas karena tak ada hutan, melainkan hanya padang rumput atau tumbuhan perdu semak belukar. Di gunung ini pendaki harus membawa banyak banyak air, karena tak ada mata air di sepanjang jalur maupun sekitar jalur pendakian dengan kata lain gunung ini begitu kering kerontang. Panas dan debu selalu mengiringi perjalanan kami saat itu. Benar benar perjalanan yang tidak biasa dilakukan oleh kami selaku penggiat dari daerah jawa barat yang masih banyak hutan tropis yang lembab.


12.30 wib
Kami memulai pendakian setelah menitipkan sebagian logistik untuk mendaki gunung Sumbing dan makan siang, tepat pukul 12.30 wib kami meninggalkan basecamp pendakian gunung Sindoro. Dimulai melintasi perumahan penduduk dengan medan jalan batu tertata (jalan makadam kami biasa menyebutnya), kemudian menembus ladang sayur berupa labu hijau dan tanaman kentang yang tengah dipanen. Tidak lama dari ladang sayuran tersebut mulai terlihat pohon pohon tembakau yang cukup subur, kurang lebih pohonnya setinggi dada orang dewasa. Cukup lama kami melintas diantara pohon pohon tembakau tersebut. Jalan berbatu mulai mengecil dan mulai jalan tanah saat pos I yang disebut pos ojek terlihat di mata kami, di shelter tersebut memang ada tukang ojeknya. Vegetasi mulai berubah dengan pepohonan lamtoro yang masih muda, pukul 14.00 wib kami sampai di pos ojek. Tanpa istirahat kami sepakat langsung menuju pos berikutnya,ternyata pos berikutnya tidak jauh dari pos ojek yaitu pos bayangan kurang lebih 30 menit dari pos ojek.

14.30 wib
Sejenak beristirahat dalam shelter, kemudian melanjutkan perjalanan lagi karena kami akan bermalam di sekitar pos 2. Hutan lamtoro berumur sedang terus mengiringi pendakian kami berdelapan, 3 kali berpindah punggungan akhirnya pukul 15.40 wib kami sampai pada pos 2. Masih berselimut hutan lamtoro, 5 menit melanjutkan perjalanan dari pos 2 kami dapatkan tempat bermalam, tepat di pinggir jalur pendakian.

16.00 wib
Camp sudah berdiri, beberapa dari kami sibuk memasak, lainnya asyik bercanda dengan sedikit saling ejek untuk memperhangat suasana, sedangkan aku duduk terdiam sambil menikmati suasana sore yang indah dengan udara sejuk khas pegunungan yang sudah tak bisa lagi didapat dipelosok manapun kota Bandung. Bulan segera menampakkan wajahnya di sela sela pepohonan lamtoro. Bintang tak lupa menunjukkan keindahannya dengan cara beramai ramai bersinar, cuaca benar benar cerah.

29 juni 2008
08.45 wib
Sarapan dan packing telah selesai di lakukan, pergerakan terlambat 45 menit dari waktu yang di rencanakan. Perjalanan hari ini target camp sebelum ladang eidelwise pukul 16.30 wib. Lepas dari tempat camp sekitar 20 menit perjalanan, medan berubah menjadi jalan setapak berbatu sekaligus pasir debu dengan padang rumput dimana mana, terik matahari langsung terasa. Namun apabila berhenti kurang lebih 10 menit, dingin langsung terasa dari hembusan angin angin lembah dari kanan maupun kiri punggungan.

13.30 wib
Petong memutuskan untuk berhenti makan siang pada tempat yang cuku teduh, widdha, prita dan ayis segera memasak, sedang yang lain langsung mengeluarkan kartu dan bermain poker. Kira kira 60 menit kami menghabiskan waktu untuk makan siang. Dan melanjutkan lagi perjalanan.

17.10 wib
Tepat sebelum ladang eidelwise kami bermalam, karena kondisi tempat terbuka kami kesusahan mencari tempat camp yang nyaman. Hanya cukup untuk 1 dome isi 6 orang yang kami nilai cukup nyaman, akhirnya dengan diperluas menggunakan flysheet 2 orang dari kami tidur diluar dengan bertemankan nyala api dari kayu kayu tumbang yang kami cari di sekitar camp. Suara angin cukup kencang, setelah makan malam kami semua istirahat karena menyiapkan fisik untuk besok pagi melakukan summit attack.

30 juni 2008
04.00 wib
Petong sibuk membangunkan kami yang masih tertidur, setelah tahu waktu sudah jam 4 pagi semua bergerak masing masing untuk packing dan segera melakukan pendakian untuk mengejar fenomena matahari terbit yang dilihat dari puncak gunung sumbing. 4.45 kami mulai meninggalkan camp yang sudah bersih dari barang barang kami semalam, terus berjalan melintasi ladang eidelwise dengan udara yang dingin membuat hidung meneteskan ingus bening. Kami gagal menikmati sunrise di puncak, tetapi kejadian terbitnya matahari tetap bisa dengan indah kami nikmati karena jalur menuju puncak berada di sebelah timur gunung Sindoro. Dan setelah berusaha dengan gigih pukul 06.20 semua berdelapan menginjakkan kaki di puncak Gn.Sindoro. di daerah puncak terdapat kawah mati yang cukup lebar dan dalam, sebelah utara kawah terdapat dataran yang cukup luas dan rata dengan dihiasi pepohonan eidelwise yang banyak, bisa di bilang mirip dengan lembah Madalawangi di gunung Pangrango. Untuk mengelilingi kawah kurang lebih butuh waktu 15 menit. Cukup lama kami menikmati puncak sebelum akhirnya memutuskan untuk turun pada pukul 9.15 wib.

09.15 wib
Perjalanan turun cukup melelahkan karena medan sepanjang jalur debu pasir dan kerikil serta terik matahari menyengat, 2 orang dari kami mengalami sakit pada kaki, perjalanan kami perlambat karena hal tersebut. Kami sengaja tidak makan siang, hanya snack dan minuman sari buah yang mengisi perjalanan turun kami. Pukul 15.20 semua sampai pada basecamp pendakian di desa kledung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar